Kemacetan merupakan salah satu tantangan utama dalam perkembangan kota-kota besar. Selain menyebabkan kerugian waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk keluarga, rekreasi, atau istirahat, kemacetan juga berkontribusi terhadap peningkatan polusi udara dan stres psikologis. Secara langsung maupun tidak langsung, hal-hal ini memengaruhi tingkat kebahagiaan masyarakat.
Salah satu penyebab kemacetan adalah kondisi jalan yang rusak. Jalan rusak memaksa pengendara untuk memperlambat laju kendaraan karena harus lebih berhati-hati agar tidak merusak kendaraan atau menyebabkan kecelakaan. Di sisi lain, kerusakan jalan sering kali disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu beban kendaraan yang melebihi kapasitas, kualitas konstruksi jalan yang kurang baik, dan perubahan cuaca yang ekstrem.
Aspal Alam Buton B 5/20 dari WIKA menawarkan solusi untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan jalan. Produk ini memiliki kandungan mineral CaCO₃ dan aspal alam (natural asphalt) sebesar 20%, yang berfungsi meningkatkan kekakuan campuran aspal serta stabilitas struktur jalan. Dengan kekakuan dan stabilitas yang lebih baik, jalan menjadi lebih tahan terhadap beban berat dan tidak mudah rusak, sehingga membantu menjaga kelancaran lalu lintas dan kecepatan tempuh kendaraan.
Studi IMF: Road Quality and Mean Speed
Menurut studi International Monetary Fund (IMF) berjudul “Road Quality and Mean Speed Score” (2022), terdapat indikator bernama Mean Speed (MS) yang digunakan untuk mengukur kualitas jalan secara tidak langsung. MS dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata tempuh antar kota besar dalam suatu negara.
- Rata-rata nilai MS dari 160 negara yang dianalisis adalah 73 km/jam.
- Indonesia memiliki MS sebesar 55 km/jam, yang menunjukkan bahwa rata-rata kecepatan tempuh antar kota besar di Indonesia hanya 55 km/jam—jauh di bawah rata-rata global.
- Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memiliki MS tertinggi sebesar 107 km/jam, sementara Bhutan memiliki MS terendah yaitu 38 km/jam.
- Tiongkok, yang merupakan salah satu negara pengguna aspal alam dari Indonesia, memiliki skor MS sebesar 90 km/jam.
Skor MS mencerminkan hubungan erat antara kualitas jalan dan aksesibilitas. Negara-negara dengan kualitas jalan yang baik umumnya memiliki skor MS yang tinggi, karena jalan yang mulus dan kuat memungkinkan kendaraan melaju dengan lebih cepat dan lancar. Sebaliknya, negara-negara dengan kondisi jalan yang buruk cenderung memiliki skor MS yang rendah karena kendaraan harus berjalan lebih lambat dan sering mengalami kemacetan. Oleh karena itu, penggunaan Aspal Alam Buton B 5/20 secara luas di ruas-ruas jalan Indonesia sangat direkomendasikan sebagai upaya konkret untuk meningkatkan kualitas jalan dan memperbaiki skor Mean Speed Indonesia di masa mendatang.